Age Difference's Love
Lee Joon Ki, seorang mahasiswa baru di Hanyang University
salah satu universitas musik ternama di Korea yang sedang mencari dimana
ruang kelasnya, dan saat itu dia mendengar alunan piano dari sebuah
ruang kelas yang kosong yang berisi sebuah piano tua. Ketika itu pula,
ia melihat seorang wanita yang sedang asyik menggoyangkan tangannya di
atas piano tua itu dengan nada yang begitu indah. Song Ga Eun namanya,
ia adalah seorang dosen musik di universitas itu. Namun, Lee Joon Ki tak
mengetahuinya dari awal perkenalan.
Dia pun Berjalan menuju dimana wanita itu bermain piano sambil bertepuk tangan dan melontarkan senyumannya. Wanita itu pun segera menghentikan permainannya.
“Aku Lee Joon Ki, kamu?” katanya sambil menyodorkan tangan kanannya.
“Aku Song Ga Eun. Kamu baru ya disini?”
“Iya, tadinya aku mau mencari kelas tapi aku lihat sesuatu disini.” duduk di sebelah Ga Eun.
“Kamu bisa?” katanya sambil melirik arah piano.
“Bisa lah? Main bareng yuk!!!” ajaknya.
“Ayuk!!!” mulai menggoyangkan jari-jarinya di atas piano.
Perkenalan sekilas itu sudah berhasil membuat mereka begitu akrab selayaknya sudah lama kenal. Mereka pun memainkan piano tua itu bersama dengan penuh penghayatan. Joon Ki pun menghentikan permainan pianonya dan melirik jam tangannya.
“Ooo ya!! Seharusnya jam ini aku ada kuliah.”
“Emm.. iya, pergilah!! Aku tak apa.” Katanya sambil tersenyum.
“Maaf.” Katanya sambil berlari meninggalkan Ga Eun.
“Ini!!!” menyodorkan sebuah buku musik tua yang tersimpan di bawah piano.
“Apa ini?”
Ga Eun hanya tersenyum tanpa menjawab apapun sepatah kata pun.
“Oke, terimakasih!!” berlari menjauh dari pandangan Ga Eun
Menatap langkah kepergian Joon Ki, Ga Eun tetap melanjutkan permainan pianonya dan membiarkan Joon Ki berlalu.
Dalam waktu 3600 detik, tatapan Ga Eun berhasil membuat Joon Ki jatuh cinta, ia ingin mengenal lebih dekat tentang sosok Ga Eun. Dengan hanya membolak-balik buku musik tua yang diberikan oleh Ga Eun, ia bisa membayangkan bagaimana cantiknya wajah Ga Eun saat dia memainkan piano tua itu.
Melihat Joon Ki melamun sedemikian asyiknya, Tae Sang berlari mendekatinya untuk mengetahui apa yang sedang difikirkan oleh sahabatnya itu.
“Dorr!!”
“Sialan Lu!!”
“Asik banget ngelamunnya.” duduk di sebelah Joon Ki.
“Dia!!!” katanya sambil memandang lurus kedepan tanpa menoleh sedikitpun ke arah lawan bicaranya
“Dia siapa?” katanya keheranan sambil melihat ke arah pandangan Joon Ki.
“Song Ga Eun namanya.”
“Tunggu..!!! Song Ga Eun bukannya dosen musik di Universitas ini?”
“Kamu jangan bercanda ah. Dosen kok cantik masih muda gitu, dia seusia sama kita.” katanya tak percaya.
“Disini masih banyak cewek cantik dari dia, aneh kalau kamu sampai suka sama wanita tua seperti dia. Usia kalian tuh beda jauh!!”
Lee Joon Ki hanya membalas perkataan Tae Sang dengan senyuman dan berjalan meninggalkan sahabatnya itu. Ia sama sekali tak percaya terhadap apa yang dikatakan Tae Sang karena jika Ga Eun adalah seorang dosen, ia tak pernah melihatnya mengisi kelas kuliah.
“Pikirkan sebelum kamu menyesal Joon Ki!!!” teriaknya sekeras mungkin.
Dia tetap tak menghiraukan Tae Sang dan tetap melanjutkan langkahnya.
Kini, ia mulai menyusuri koridor kampus menuju ke kelas kosong, kelas dimana pertama kali ia menemukan Ga Eun di dalam.
Namun kali ini berbeda, ia sama sekali tak melihat sosok yang ia cari. Disitu hanya terdapat piano tua yang sunyi dilengkapi dengan buku note piano yang sudah kusam. Ia pun duduk di kursi hadapan piano, dan dibukanya lembaran demi lembaran buku note itu. Tanpa ia sadari, ia menemukan sebuah foto hitam putih yang sudah nampak lama.
“Loh Ini kan…”
Tanpa berfikir panjang ia pun menutup buku itu dan berlari meninggalkan kelas itu.
Sepanjang perjalanan pulang, ia terus memandangi dalam-dalam foto itu. Yang membuatnya heran, di dalam foto itu ada ayah dan ibunya semasa muda serta Ga Eun, wanita yang dicintainya saat ini.
Sesampainya di rumah, ia berjalan menuju arah mama dan papanya yang sedang duduk bersama.
“Ini, maksudnya apa pa, ma?” bentaknya sambil melemparkan foto itu di depan orangtuanya.
“Darimana kamu dapat foto ini, Joon?” Tanya ibunya.
“Iya, darimana kamu dapat ini?” Tanya ayahnya juga.
“Aku mencintai wanita yang ada di samping kalian itu!!!! Siapa dia, pah?”
“Bagaimana bisa? Katakan kalau kamu hanya bercanda, Nak. Iya kan?” kata ibu Joon Ki dengan berdiri dan memegang pundak anaknya.
“Apa yang kamu lakukan Joon Ki? Usia kalian terpaut jauh. Papa nggak bisa biarkan semua ini terjadi.”
“Memangnya dia siapa pa?” mendekati ayahnya.
Keheningan pun terjadi antara mereka bertiga, dan Lee Jong Dae ayah Joon Ki pun berdiri membelakangi anaknya dan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya seolah-olah ia akan menceritakan sesuatu kebenaran tentang Ga Eun.
“Song Ga Eun namanya, dulu kita bertiga adalah sahabat. Tapi semuanya berubah saat ia tahu bahwa papa dan mama akan menikah. Dan ia menghilang begitu saja, entah kemana?” paparnya.
“Aku nggak peduli, aku cinta dia!!”
“Kamu nggak boleh melakukan hal bodoh ini, Nak!! Dia seusia ibu.” Kata ibu Joon Ki sambil melontarkan tangannya ke pipinya.
Joon Ki tidak membalas apapun tentang tamparan ibundanya, ia berlari menuju kamarnya. Mungkin ia hanya butuh waktu untuk memahami ini semua. Dan ia tetap bersikeras untuk tetap menemui Song Ga Eun.
“Joon Ki, maafkan Mama. Ini demi kebaikan kamu!!!” teriak Ae Ri pada anaknya.
Di waktu yang sama,
Ga Eun, yang sedang duduk membaca buku ditemani Shikhyung adik keponakannya itu asyik mendengarkan musik dari earphone yang ia pasang di telinganya. Shikhyung hanya memandangi Ga Eun yang sedang asyik membaca buku.
“Kak Ga Eun asyik banget bacanya?” tanyanya yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Ga Eun.
“Ihh, malah senyum. Huch” cemberut kesal.
Melihat ekspresi wajah adiknya, Ga Eun segera menutup bukunya dan menoleh ke arah Shikhyung sambil tersenyum.
“Gimana dengan cowok yang kamu ceritain kemarin?”
“Kemarin dia nggak kuliah, Kak. Katanya ada masalah sama orangtuanya.” Tersenyum.
“Masalah? Emangnya apa?” tanyanya penasran.
“Entahlah, itu juga rumor anak-anak.”
“Namanya siapa sih? Sebagai dosen disana, apa kakak nggak boleh tahu?” membujuknya pelan.
“Lee Joon Ki kak, namanya.”
Ga Eun sedikit terkejut dan mengingat sesuatu, “Emm.. maaf ya. Kakak harus ngisi kelas.” meninggalkan Shikhyung.
“Ada yang salah kak?” katanya sambil memandang mata dan memegang tangan Ga Eun untuk mencegahnya pergi.
“Enggak kok.” melepaskan pegangan Shikhyung dan pergi.
Dalam perjalanan menuju ke kampus, tiba-tiba ia menemukan poselnya berteriak memanggil. Nomor yang tertera di layar kaca ponsel itu tidak dikenalinya, segera ia mengangkatnya.
“Bisa kita bertemu di Hampyeong Park? aku tunggu di tempat biasa kita duduk sepulang kuliah dulu.” Jelas Kim Ae Ri.
“Tunggu!!! Kamu siapa?” Tanya Ga Eun penasaran.
“Itu tidak penting, aku menunggumu.” menutup telepon.
Langkah Ga Eun menuju kampus terhenti di pertengahan jalan ini. Karena rasa penasaran terhadap siapa yang menelepon barusan, dia memutar jalan menuju Hampyeong Park untuk memastikan jika pertemuan ini adalah memang untuk sesuatu hal yang benar-benar penting.
Sesampainya di Hampyeong Park, ia menemukan sesosok wanita seusianya berdiri membelakanginya. Dia merasa seperti pernah mengenal wanita itu, sampai-sampai ia mengetahui bahwa bangku tua ini tempat duduknya dan kedua sahabatnya menghabiskan waktu bersama pada waktu ia masih muda dulu.
Ga Eun memandang heran dari kaki hingga ujung rambut.
“Permisi, saya Ga Eun. Apakah Anda yang menelepon saya tadi?” tanyanya memastikan.
Ae Ri pun membalikkan badan ke arah Ga Eun.
“Iya Ga Eun, kamu masih ingat aku?” tanyanya balik.
“kamu Kim Ae Ri?” katanya sambil menunjuk ke arah Kim Ae Ri.
“Iya, aku Kim Ae Ri.”
Tanpa menjawab Ga Eun berlari memeluk Ae Ri melepaskan rindu kedua sahabat yang sudah lama tak bertemu, sejak Kim Ae Ri dan Park Jong Dae menikah ia menghilang begitu saja.
“kenapa kamu tidak datang waktu itu?” melepas pelukan.
“maaf, waktu itu aku…!!!”
“Seharusnya aku yang minta maaf, aku nggak tahu kalau kamu ada rasa sama Jong Dae.”
“Sudah lupakan, ada apa kamu memintaku kesini?”
“Apa kamu mengenal Lee Joon Ki?”
“Iya, aku kenal. Dan sepertinya aku sama dia sudah ngerasa cocok meskipun usia kita sangat beda jauh.”
“Karena itu lah aku mengundangmu kesini.”
“Ada apa, Ae Ri?”
“Dia anakku Ga Eun? Dia memberikan ini pada kami, dan ternyata disitu tercantum nomor teleponmu. Maka dari itu aku bisa menghubungimu.” Jelasnya seraya menyodorkan sebuah buku foto yang diberikan Joon Ki kepadanya.
“apa? Tidak mungkin. Kamu bohong kan?”
“Tidak, Ga Eun. Aku serius. Dia anakku!!!”
Tanpa menjawab Song Ga Eun menghilang dari pandangan Kim Ae Ri yang terduduk menangis. Ae Ri berfikir apakah ini balasan atas pengkhianatan terhadap sahabatnya Ga Eun semasa dulu diturunkan kepada anaknya, Lee Joon Ki.
Di kampus
Tae Sang yang sedang duduk di sebelah Joon Ki, sempat bingung dengan tingkah sahabatnya itu yang semakin hari semakin aneh. Diam dan terus berdiam diri tanpa menghiraukan kehadiran Tae Sang di sampingnya.
“Sudahlah, masih banyak wanita cantik dari dia.”
“Memang, tapi bagaimana kalau yang aku cinta cuma dan hanya dia?”
Tiba-tiba, Shikhyung muncul di hadapan mereka. Melihat keheningan itu, Shikhyung tertarik mendekati mereka berdua.
“Boleh aku gabung?”
“Nggak masalah!!”
“Kamu kenapa Joon? Kok mukamu kusut gitu.”
“Aku tak apa.”
“Bohong tuh, dia ada masalah sama gebetan barunya. Usianya beda jauh.”
“Diem ahh!!”
“Ooo ya, siapa dia?” berharap Joon Ki menyebutkan namanya,.
“Song Ga Eun, dosen musik disini.”
“Apa? dia kan, kakakku!!”
Shikhyung pun langsung mengambil langkah menjauhi tempat mereka berdua duduk.
“Shikyung, tunggu!!!” teriak Joon Ki mengejarnya.
Dengan membawa sekeranjang kehancuran karena ia telah jatuh cinta kepada Joon Ki, yang ternyata malah menyukai kakak yang usianya berbeda jauh darinya saat ini.
“Ini tidak mungkin!! aku salah telah mencintainya.” Cetusnya sambil menangis di taman belakang kampus.
Rumah Joon Ki
Joon Ki sedang duduk bersama dengan ayahnya untuk membicarakan masalah asmaranya yang begitu rumit.
“Hentikan permainanmu ini, Nak? Kalian nggak akan mungkin bisa bersatu.”
“Aku mencintainya, pa!!!”
“Tidak, Joon Ki.”
Joon Ki pun meninggalkan papanya sendiri di ruang keluarga. Ia bermaksud menemui Song Ga Eun di kelas kosong ruang piano itu. Sekuat tenaga ia berlari membawa sebuah buku note yang diberikan oleh Ga Eun waktu itu.
Kali ini dia benar-benar menemukan Ga Eun sedang bermain piano dengan indah. Dia menghampiri Ga Eun di ruangan itu sambil bertepuk tangan dan menangis kecil.
Ga Eun hanya tersenyum menghentikan permainan pianonya dan memandang ke arah Joon Ki dan ikut menangis.
“Persis seperti pertama kali kita bertemu.” Duduk di sebelah Ga Eun. Dia pun hanya menganggukkan kepalanya.
“Ayo kita main bersama.”
“Iya.”
Mereka berdua pun mulai memainkan pianonya, dengan sangat cepat berpacu dengan indahnya irama yang konstan menjadikan suasana saat itu benar-benar romantis. Song Ga Eun pun tiba-tiba menghentikan permainannya.
“Shikhyung sangat mencintai kamu!!” katanya sambil menoleh ke arah Joon Ki.
“Tapi aku mencintai kamu!!”
“Perasaan ku sama seperti kamu, tapi ketahuilah kita sangat berbeda.”
“Aku tidak perduli, cinta tak memandang usia kan?” memegang pundak Ga Eun.
“Maaf, aku tidak bisa. Ini permainan kita yang terakhir.” berdiri untuk meninggalkan Joon Ki.
“Tidak, kamu tidak boleh pergi!!!” memegang tangan Ga Eun.
“Karena ini semua jauh akan lebih baik.” tangisnya melepaskan genggaman Joon Ki dan melangkah pergi menjauhinya
“Ga Eun.. jangan pergi!!! Teriaknya.
Song Ga Eun tetap tidak menghiraukannya meskipun mendengar panggilan Joon Ki, dia berjalan sambil menangis kecil. Ga Eun telah menghilang dari balik pintu, tinggalah Joon Ki dan piano tua serta lembaran buku note di atasnya
Tanpa ia sadari, ternyata kelas dan seisinya ini masih tetap menjadi saksi akan pertemuan dan perpisahannya dengan Ga Eun. Dengan berlinangan air mata ia pun memainkan kembali piano di hadapannya. Song Ga Eun akan tetap dikenang sebagai matahari yang selalu menerangi hati Joon Ki, meskipun perbedaan usia yang membuat mereka tak bisa bersatu.
Cerpen Karangan: Putri Kharisma
Blog: http;//putri-kharisma.blogspot.com
Facebook: Putri
Putri Kharisma
hobby: menulis, menyanyi
siswa SMAK St. Augustinus Kediri
Sumber : http://cerpenmu.com/category/cerpen-korea
Dia pun Berjalan menuju dimana wanita itu bermain piano sambil bertepuk tangan dan melontarkan senyumannya. Wanita itu pun segera menghentikan permainannya.
“Aku Lee Joon Ki, kamu?” katanya sambil menyodorkan tangan kanannya.
“Aku Song Ga Eun. Kamu baru ya disini?”
“Iya, tadinya aku mau mencari kelas tapi aku lihat sesuatu disini.” duduk di sebelah Ga Eun.
“Kamu bisa?” katanya sambil melirik arah piano.
“Bisa lah? Main bareng yuk!!!” ajaknya.
“Ayuk!!!” mulai menggoyangkan jari-jarinya di atas piano.
Perkenalan sekilas itu sudah berhasil membuat mereka begitu akrab selayaknya sudah lama kenal. Mereka pun memainkan piano tua itu bersama dengan penuh penghayatan. Joon Ki pun menghentikan permainan pianonya dan melirik jam tangannya.
“Ooo ya!! Seharusnya jam ini aku ada kuliah.”
“Emm.. iya, pergilah!! Aku tak apa.” Katanya sambil tersenyum.
“Maaf.” Katanya sambil berlari meninggalkan Ga Eun.
“Ini!!!” menyodorkan sebuah buku musik tua yang tersimpan di bawah piano.
“Apa ini?”
Ga Eun hanya tersenyum tanpa menjawab apapun sepatah kata pun.
“Oke, terimakasih!!” berlari menjauh dari pandangan Ga Eun
Menatap langkah kepergian Joon Ki, Ga Eun tetap melanjutkan permainan pianonya dan membiarkan Joon Ki berlalu.
Dalam waktu 3600 detik, tatapan Ga Eun berhasil membuat Joon Ki jatuh cinta, ia ingin mengenal lebih dekat tentang sosok Ga Eun. Dengan hanya membolak-balik buku musik tua yang diberikan oleh Ga Eun, ia bisa membayangkan bagaimana cantiknya wajah Ga Eun saat dia memainkan piano tua itu.
Melihat Joon Ki melamun sedemikian asyiknya, Tae Sang berlari mendekatinya untuk mengetahui apa yang sedang difikirkan oleh sahabatnya itu.
“Dorr!!”
“Sialan Lu!!”
“Asik banget ngelamunnya.” duduk di sebelah Joon Ki.
“Dia!!!” katanya sambil memandang lurus kedepan tanpa menoleh sedikitpun ke arah lawan bicaranya
“Dia siapa?” katanya keheranan sambil melihat ke arah pandangan Joon Ki.
“Song Ga Eun namanya.”
“Tunggu..!!! Song Ga Eun bukannya dosen musik di Universitas ini?”
“Kamu jangan bercanda ah. Dosen kok cantik masih muda gitu, dia seusia sama kita.” katanya tak percaya.
“Disini masih banyak cewek cantik dari dia, aneh kalau kamu sampai suka sama wanita tua seperti dia. Usia kalian tuh beda jauh!!”
Lee Joon Ki hanya membalas perkataan Tae Sang dengan senyuman dan berjalan meninggalkan sahabatnya itu. Ia sama sekali tak percaya terhadap apa yang dikatakan Tae Sang karena jika Ga Eun adalah seorang dosen, ia tak pernah melihatnya mengisi kelas kuliah.
“Pikirkan sebelum kamu menyesal Joon Ki!!!” teriaknya sekeras mungkin.
Dia tetap tak menghiraukan Tae Sang dan tetap melanjutkan langkahnya.
Kini, ia mulai menyusuri koridor kampus menuju ke kelas kosong, kelas dimana pertama kali ia menemukan Ga Eun di dalam.
Namun kali ini berbeda, ia sama sekali tak melihat sosok yang ia cari. Disitu hanya terdapat piano tua yang sunyi dilengkapi dengan buku note piano yang sudah kusam. Ia pun duduk di kursi hadapan piano, dan dibukanya lembaran demi lembaran buku note itu. Tanpa ia sadari, ia menemukan sebuah foto hitam putih yang sudah nampak lama.
“Loh Ini kan…”
Tanpa berfikir panjang ia pun menutup buku itu dan berlari meninggalkan kelas itu.
Sepanjang perjalanan pulang, ia terus memandangi dalam-dalam foto itu. Yang membuatnya heran, di dalam foto itu ada ayah dan ibunya semasa muda serta Ga Eun, wanita yang dicintainya saat ini.
Sesampainya di rumah, ia berjalan menuju arah mama dan papanya yang sedang duduk bersama.
“Ini, maksudnya apa pa, ma?” bentaknya sambil melemparkan foto itu di depan orangtuanya.
“Darimana kamu dapat foto ini, Joon?” Tanya ibunya.
“Iya, darimana kamu dapat ini?” Tanya ayahnya juga.
“Aku mencintai wanita yang ada di samping kalian itu!!!! Siapa dia, pah?”
“Bagaimana bisa? Katakan kalau kamu hanya bercanda, Nak. Iya kan?” kata ibu Joon Ki dengan berdiri dan memegang pundak anaknya.
“Apa yang kamu lakukan Joon Ki? Usia kalian terpaut jauh. Papa nggak bisa biarkan semua ini terjadi.”
“Memangnya dia siapa pa?” mendekati ayahnya.
Keheningan pun terjadi antara mereka bertiga, dan Lee Jong Dae ayah Joon Ki pun berdiri membelakangi anaknya dan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya seolah-olah ia akan menceritakan sesuatu kebenaran tentang Ga Eun.
“Song Ga Eun namanya, dulu kita bertiga adalah sahabat. Tapi semuanya berubah saat ia tahu bahwa papa dan mama akan menikah. Dan ia menghilang begitu saja, entah kemana?” paparnya.
“Aku nggak peduli, aku cinta dia!!”
“Kamu nggak boleh melakukan hal bodoh ini, Nak!! Dia seusia ibu.” Kata ibu Joon Ki sambil melontarkan tangannya ke pipinya.
Joon Ki tidak membalas apapun tentang tamparan ibundanya, ia berlari menuju kamarnya. Mungkin ia hanya butuh waktu untuk memahami ini semua. Dan ia tetap bersikeras untuk tetap menemui Song Ga Eun.
“Joon Ki, maafkan Mama. Ini demi kebaikan kamu!!!” teriak Ae Ri pada anaknya.
Di waktu yang sama,
Ga Eun, yang sedang duduk membaca buku ditemani Shikhyung adik keponakannya itu asyik mendengarkan musik dari earphone yang ia pasang di telinganya. Shikhyung hanya memandangi Ga Eun yang sedang asyik membaca buku.
“Kak Ga Eun asyik banget bacanya?” tanyanya yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Ga Eun.
“Ihh, malah senyum. Huch” cemberut kesal.
Melihat ekspresi wajah adiknya, Ga Eun segera menutup bukunya dan menoleh ke arah Shikhyung sambil tersenyum.
“Gimana dengan cowok yang kamu ceritain kemarin?”
“Kemarin dia nggak kuliah, Kak. Katanya ada masalah sama orangtuanya.” Tersenyum.
“Masalah? Emangnya apa?” tanyanya penasran.
“Entahlah, itu juga rumor anak-anak.”
“Namanya siapa sih? Sebagai dosen disana, apa kakak nggak boleh tahu?” membujuknya pelan.
“Lee Joon Ki kak, namanya.”
Ga Eun sedikit terkejut dan mengingat sesuatu, “Emm.. maaf ya. Kakak harus ngisi kelas.” meninggalkan Shikhyung.
“Ada yang salah kak?” katanya sambil memandang mata dan memegang tangan Ga Eun untuk mencegahnya pergi.
“Enggak kok.” melepaskan pegangan Shikhyung dan pergi.
Dalam perjalanan menuju ke kampus, tiba-tiba ia menemukan poselnya berteriak memanggil. Nomor yang tertera di layar kaca ponsel itu tidak dikenalinya, segera ia mengangkatnya.
“Bisa kita bertemu di Hampyeong Park? aku tunggu di tempat biasa kita duduk sepulang kuliah dulu.” Jelas Kim Ae Ri.
“Tunggu!!! Kamu siapa?” Tanya Ga Eun penasaran.
“Itu tidak penting, aku menunggumu.” menutup telepon.
Langkah Ga Eun menuju kampus terhenti di pertengahan jalan ini. Karena rasa penasaran terhadap siapa yang menelepon barusan, dia memutar jalan menuju Hampyeong Park untuk memastikan jika pertemuan ini adalah memang untuk sesuatu hal yang benar-benar penting.
Sesampainya di Hampyeong Park, ia menemukan sesosok wanita seusianya berdiri membelakanginya. Dia merasa seperti pernah mengenal wanita itu, sampai-sampai ia mengetahui bahwa bangku tua ini tempat duduknya dan kedua sahabatnya menghabiskan waktu bersama pada waktu ia masih muda dulu.
Ga Eun memandang heran dari kaki hingga ujung rambut.
“Permisi, saya Ga Eun. Apakah Anda yang menelepon saya tadi?” tanyanya memastikan.
Ae Ri pun membalikkan badan ke arah Ga Eun.
“Iya Ga Eun, kamu masih ingat aku?” tanyanya balik.
“kamu Kim Ae Ri?” katanya sambil menunjuk ke arah Kim Ae Ri.
“Iya, aku Kim Ae Ri.”
Tanpa menjawab Ga Eun berlari memeluk Ae Ri melepaskan rindu kedua sahabat yang sudah lama tak bertemu, sejak Kim Ae Ri dan Park Jong Dae menikah ia menghilang begitu saja.
“kenapa kamu tidak datang waktu itu?” melepas pelukan.
“maaf, waktu itu aku…!!!”
“Seharusnya aku yang minta maaf, aku nggak tahu kalau kamu ada rasa sama Jong Dae.”
“Sudah lupakan, ada apa kamu memintaku kesini?”
“Apa kamu mengenal Lee Joon Ki?”
“Iya, aku kenal. Dan sepertinya aku sama dia sudah ngerasa cocok meskipun usia kita sangat beda jauh.”
“Karena itu lah aku mengundangmu kesini.”
“Ada apa, Ae Ri?”
“Dia anakku Ga Eun? Dia memberikan ini pada kami, dan ternyata disitu tercantum nomor teleponmu. Maka dari itu aku bisa menghubungimu.” Jelasnya seraya menyodorkan sebuah buku foto yang diberikan Joon Ki kepadanya.
“apa? Tidak mungkin. Kamu bohong kan?”
“Tidak, Ga Eun. Aku serius. Dia anakku!!!”
Tanpa menjawab Song Ga Eun menghilang dari pandangan Kim Ae Ri yang terduduk menangis. Ae Ri berfikir apakah ini balasan atas pengkhianatan terhadap sahabatnya Ga Eun semasa dulu diturunkan kepada anaknya, Lee Joon Ki.
Di kampus
Tae Sang yang sedang duduk di sebelah Joon Ki, sempat bingung dengan tingkah sahabatnya itu yang semakin hari semakin aneh. Diam dan terus berdiam diri tanpa menghiraukan kehadiran Tae Sang di sampingnya.
“Sudahlah, masih banyak wanita cantik dari dia.”
“Memang, tapi bagaimana kalau yang aku cinta cuma dan hanya dia?”
Tiba-tiba, Shikhyung muncul di hadapan mereka. Melihat keheningan itu, Shikhyung tertarik mendekati mereka berdua.
“Boleh aku gabung?”
“Nggak masalah!!”
“Kamu kenapa Joon? Kok mukamu kusut gitu.”
“Aku tak apa.”
“Bohong tuh, dia ada masalah sama gebetan barunya. Usianya beda jauh.”
“Diem ahh!!”
“Ooo ya, siapa dia?” berharap Joon Ki menyebutkan namanya,.
“Song Ga Eun, dosen musik disini.”
“Apa? dia kan, kakakku!!”
Shikhyung pun langsung mengambil langkah menjauhi tempat mereka berdua duduk.
“Shikyung, tunggu!!!” teriak Joon Ki mengejarnya.
Dengan membawa sekeranjang kehancuran karena ia telah jatuh cinta kepada Joon Ki, yang ternyata malah menyukai kakak yang usianya berbeda jauh darinya saat ini.
“Ini tidak mungkin!! aku salah telah mencintainya.” Cetusnya sambil menangis di taman belakang kampus.
Rumah Joon Ki
Joon Ki sedang duduk bersama dengan ayahnya untuk membicarakan masalah asmaranya yang begitu rumit.
“Hentikan permainanmu ini, Nak? Kalian nggak akan mungkin bisa bersatu.”
“Aku mencintainya, pa!!!”
“Tidak, Joon Ki.”
Joon Ki pun meninggalkan papanya sendiri di ruang keluarga. Ia bermaksud menemui Song Ga Eun di kelas kosong ruang piano itu. Sekuat tenaga ia berlari membawa sebuah buku note yang diberikan oleh Ga Eun waktu itu.
Kali ini dia benar-benar menemukan Ga Eun sedang bermain piano dengan indah. Dia menghampiri Ga Eun di ruangan itu sambil bertepuk tangan dan menangis kecil.
Ga Eun hanya tersenyum menghentikan permainan pianonya dan memandang ke arah Joon Ki dan ikut menangis.
“Persis seperti pertama kali kita bertemu.” Duduk di sebelah Ga Eun. Dia pun hanya menganggukkan kepalanya.
“Ayo kita main bersama.”
“Iya.”
Mereka berdua pun mulai memainkan pianonya, dengan sangat cepat berpacu dengan indahnya irama yang konstan menjadikan suasana saat itu benar-benar romantis. Song Ga Eun pun tiba-tiba menghentikan permainannya.
“Shikhyung sangat mencintai kamu!!” katanya sambil menoleh ke arah Joon Ki.
“Tapi aku mencintai kamu!!”
“Perasaan ku sama seperti kamu, tapi ketahuilah kita sangat berbeda.”
“Aku tidak perduli, cinta tak memandang usia kan?” memegang pundak Ga Eun.
“Maaf, aku tidak bisa. Ini permainan kita yang terakhir.” berdiri untuk meninggalkan Joon Ki.
“Tidak, kamu tidak boleh pergi!!!” memegang tangan Ga Eun.
“Karena ini semua jauh akan lebih baik.” tangisnya melepaskan genggaman Joon Ki dan melangkah pergi menjauhinya
“Ga Eun.. jangan pergi!!! Teriaknya.
Song Ga Eun tetap tidak menghiraukannya meskipun mendengar panggilan Joon Ki, dia berjalan sambil menangis kecil. Ga Eun telah menghilang dari balik pintu, tinggalah Joon Ki dan piano tua serta lembaran buku note di atasnya
Tanpa ia sadari, ternyata kelas dan seisinya ini masih tetap menjadi saksi akan pertemuan dan perpisahannya dengan Ga Eun. Dengan berlinangan air mata ia pun memainkan kembali piano di hadapannya. Song Ga Eun akan tetap dikenang sebagai matahari yang selalu menerangi hati Joon Ki, meskipun perbedaan usia yang membuat mereka tak bisa bersatu.
Cerpen Karangan: Putri Kharisma
Blog: http;//putri-kharisma.blogspot.com
Facebook: Putri
Putri Kharisma
hobby: menulis, menyanyi
siswa SMAK St. Augustinus Kediri
Sumber : http://cerpenmu.com/category/cerpen-korea
0 komentar:
Posting Komentar