Home » » Bahaya Pacaran Buat Sobat Remaja "Enakan Jomblo"!

Bahaya Pacaran Buat Sobat Remaja "Enakan Jomblo"!

Pacaran romantis, kata-kata Cinta,
Ingat Pacaran itu Bahaya Sobat!
Remaja mana yang tak pernah mendengar istilah pacaran? Mulai remaja perkotaan hingga pelosok desa, pasti pernah mendengar istilah ini. Tak peduli apakah ia bersekolah di sekolah umum yang serba bebas hingga pesantren yang identik dengan dunianya yang serba ketat dan terbatas. Semua pasti pernah mendengar istilah ini. Termasuk mungkin kamu yang saat ini baru membaca Bloger DRBI saat ini


Lalu, dari sekian banyak remaja yang pernah mendengar istilah pacaran ini, berapa banyak sih yang ikut ‘ambil bagian’ di dalamnya? Baik itu para ‘eksekutor’ lapangan hingga simpatisannya? Jumlahnya ternyata banyak sekali alias mayoritas. Tapi mudah-mudahan, kamu bukan termasuk di dalamnya ya.

Sobat gaulislam, mungkin kamu bertanya-tanya, maksud eksekutor dan simpatisan pacaran itu apaan? Kok pacaran saja ada eksekutor dan simpatisannya? Bukankah eksekutor itu semacam algojo yang memenggal leher orang? Sedangkan simpatisan itu kan biasanya ada ketika musim pemilu.

Ah, sebenarnya itu hanya istilah saya saja. Eksekutor itu tepatnya pelaku utama pacaran. Dua orang yang katanya sedang dilanda cinta, dan menyalurkan cintanya tidak pada tempat dan waktu yang tepat. Disalurkan dengan rayu-rayuan, gandeng-gandengan, cipika-cipiki, hingga hubungan intim layaknya suami istri. Padahal mereka belum menikah. Naudzubillah Sobat.

Sedangkan simpatisan adalah mereka yang tidak sedang aktif melakukan pacaran karena berbagai sebab. Misalnya karena tidak laku, sudah menikah, dilarang ortu, dan lain sebagainya. Tapi mereka ini keukeuh sekali dalam
menyebarkan dan mensosialisasikan ‘doktrin’ pacaran. Para simpatisan ini bisa berasal dari berbagai kalangan dan usia. Misalnya saja, guru, teman, bahkan kadang dari orang terdekat kita semisal saudara dan orang tua.

Maka berhati-hatilah. Eksekutor dan simpatisan pacaran ini, selain saat ini mayoritas, mereka juga menyebar alias ada di mana-mana. Bisa di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di hotel, di kafe, di taman kota, di ladang, di balik rimbunnya pohon pisang. Aduhh!

Yang jelas, mereka bisa saja berada sangat dekat denganmu. Bisa sahabatmu hingga saudara dan orang tuamu. Mereka bisa saja makan satu meja denganmu. Tapi dari lisan mereka keluar berbagai pertanyaan, pernyataan, dan ajakan yang menggiring ke arah perbuatan nista bernama pacaran ini. Misalnya; “segede ini kok masih jomblo?” Atau “Kami khawatir kamu jadi perawan tua.” Atau “sebenarnya banyak yang naksir kamu.” Atau mungkin “Aku tak tega melihatmu sendiri. Jadilah pacarku.”

Widih! Lihatlah, pertanyaan, pernyataan, dan ajakan itu seolah menebarkan aroma yang harum semerbak. Seolah menggambarkan simpati, kepedulian, dan perhatian. Padahal ketahuilah kawan, semuanya itu sejatinya hanyalah sampah belaka. Sampah beracun nan berbahaya yang jika engkau tergoda menelannya mentah-mentah, maka jalan hidupmu akan terseok-seok dalam sebuah jalan yang hina. Yang pada akhirnya akan menuntunmu dalam jurang kehancuran dan penyesalan yang dalam.

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra: 32)

Mungkin akan ada yang berkilah bahwa pacaran itu bukanlah zina. Oke. Tetapi coba kita renungkan, akankah dua orang insan akan jatuh pada zina seandainya mereka tidak pacaran? Akankah mereka akan jatuh pada perbuatan zina jika sebelumnya mereka jarang bertemu, tidak pernah bersentuhan, tidak pernah saling merayu, juga tidak pernah saling peluk dan cium? Jawabannya tidak.

Maka berdasarkan ayat di atas, maka pacaran memang bukan zina, tapi ia lebih ke arah perbuatan mendekati zina. Dan sebagaimana Allah melarang zina, Dia juga melarang manusia dari perbuatan mendekati zina alias pacaran ini. Boleh dikata, pacaran adalah pintu gerbang menuju zina iya engga sobat .

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Artikel !


loading...